Rabu, 28 November 2012

Seandainya,

"paa... gimana kabar Redo, lama ga maen kerumah??" tanyaku memecahkan keheningan makan malam ini.

"ehmm, Redo dan Sila uda pisah ma" jawab suamiku singkat.

"maksudnya???" seribu pertanyaan keluar dari mulutku dan blablabla suamiku cerita panjang lebar tentang mereka.

Aku masih terkejut tak percaya, sebelum ini semua terlihat biasa saja, bahkan aku meng-idola-kan mereka layaknya pasangan yang pantas mendapatkan predikat "Pasangan Termesra"

Redo dan Sila adalah teman kami dari masa SMA, bisa dibilang mereka lebih dari sahabat, sekolah bareng, kuliah bareng, pacaran bareng, bahkan kami menikah pun dibulan yang sama ( yang ini agak maksa :P )

Makan malam selesai dan rutinitas selanjutnya adalah nonton TV.
Hening datang lagi menghampiri kami, Suamiku menekuni kegiatan extra-nya "Explor" dengan dunia maya dan bermacam gadgetnya, anakku memarkir rapi semua mainan mobilnya yang hampir memenuhi ruang tengah, dan aku.. memegang kontrol penuh atas barang segi empat ini, apalagi kalau bukan TV?! seperti hari-hari yang sudah dulu, ini adalah Dejavu, dan mungkin akan menjadi Dejavu abadi, hehe.
Aku dan suami sudah menikah hampir 5 tahun, kami mempunyai 1 anak laki-laki. Kami sama-sama punya predikat "pendiam" ciaahhh pendiam dari mana??? jelas-jelas ini mulut ga berhenti ngomong kalau anakku lagi bandel :D

Ada yang salah dengan kami! pikirku dalam hati, kami berkumpul tanpa berbicara satu sama lain.
Tak layaknya suatu keluarga yang bisa menikmati hangatnya berkumpul dalam senda gurau nya.
Yaa jelas, tak seperti Redo dan Sila yang selalu terlihat mesra dan perduli, ini juga yang selalu menjadikan aku iri pada mereka.
Tapi... kemudian aku berpikir lagi, apa ada yang salah dengan mereka?? kenapa tanpa alasan yang menurutku enggak penting, sekarang mereka memilih hidup sendiri-sendiri.
Aku melihat punggung suamiku yang masih asyik dengan peralatan tempurnya, anakku yang masih giat mengatur lalu lintas di alam imajinasinya, dan pandanganku beralih ke remote kontrol TV yang aku pegang, lalu aku berkata "Tidak ada yang salah"

Dulu aku sering berpikir "Seandainya aku jadi mereka..."
Dulu aku sering berpikir "Seandainya kami seperti mereka..."
Dan sekarang aku berpikir "Seandainya mereka bisa seperti kami... yang bisa menerima kekurangan kecil tanpa membuatnya menjadi besar"





#diceritakan olehku, dari kisah kawanku#



Tidak ada komentar:

Posting Komentar